Rabu

ALASAN MEMESAN PAPAN BUNGA DI BATAM

Kali ini kita ingin membahas kenapa sih banyak orang memesan karangan bunga atau papan bunga setelah kami survey kurang lebih 3 tahun lamanya tepatnya ketika awal buka Tink Florist pada 2017 silam di batam.
Kami mendapatkan alasan langsung dari customer kami, jadi beberepa alasan yang menurut kami pas yaitu :
1. Menjalin silaturahmi
2. Mendapatkan Undangan Pernikahan, Aqiqah, Pelantikan, Hut, dll tetapi tidak sempat hadir
3. Agar Acara/Event tersebut terlihat Wah dan Megah
4. Sebagai wujud Partisipasi/Dukungan para Tamu Undangan
5. Sebagai Rasa Bahagia ketika Acara Sukacita
6. Sebagai Rasa Empati ketika Acara Dukacita
7. Meningkatkan Branding Usaha/Toko/Perusahaan, dll
8. Sarana Unjuk Gigi/Memperkenalkan diri
9. Agar Usaha Tink Florist bisa maju hehehe

Inilah beberepa alas an yang kami dapatkan ketika customer memesan Karangan Bunga di Tink Florist

bagi para pembaca yang ingin memberikan masukan, bisa koment dibawah
Terimakasih

Yuk, tunggu apa lagi
Mari pesan karangan bunga/papan bunga di Tink Florist

PAPAN BUNGA BATAM

PAPAN BUNGA DI BATAM

PESAN PAPAN BUNGA BATAM


Share

Lirik Lagu Karo "Nande"


Lanai kumorahi lanai kutokohi
Nggo me padan bage nggo pengindo kel kepe
Nande nggeluh bagenda

   Kukirimkel kuerap-erap nggo kepe
   Berekenndu bangku la ngadi-ngadi
   Kusilahken nandengku kuelokken kel bage

       Ajarindu aku la ngadi-ngandi
       Emaka ula kal megelut pertendinndu
       Pasu-pasundu me dage pertotonku

  Gelah kempundu pupusku
  Gelah ia lah gia pagi banci jore
  Nande … nande …
Share

Selasa

Menjelajahi Kabanjahe - Berastagi

      Gunung Sinabung Meletus! 18.000 orang mengungsi ke Kabanjahe dan Brastagi. Baru bulan lalu saya kesana dan kedua daerah itu sungguh indah. Melewati Kabanjahe dan Brastagi serasa melewati Puncak (Jawa Barat) tapi dengan kondisi yang lebih nyaman. Keduanya merupakan penghasil sayur-sayuran, buah-buahan dan tembakau. Hanya saja dibandingkan Puncak, jalan-jalan di Kabanjahe dan Brastagi jauh lebih lengang, sehingga pemandangan lebih bisa dinikmati. Ditambah lagi deretan tanaman kana berbunga merah tak putus dikanan kiri jalan, indah sekali.

Rumah penduduk tidak banyak terlihat, mungkin harus agak masuk ke pedalaman. Disepanjang jalan yang banyak terlihat adalah pasar yang mungkin sebagai tempat mengumpulkan hasil perkebunan. Ketika saya lewat, yang banyak telihat adalah wortel yang daunnya sedang dikupas dan dipak rapi dalam keranjang besar, lalu ditutup plastik, siap dibawa kekota.
Di Kabanjahe ada sebuah daerah bernama Merek, tempat jeruk Brastagi yang terkenal itu berasal. Bentuk jeruknya memang tidak secantik jeruk mandarin, tapi dijamin manis segar. Jika cuaca baik, anda bisa memetik sendiri dikebunnya. Tapi jika tidak mau repot, anda bisa membeli yang sudah dikemas seharga Rp.20.000/kemasan. Penjual yang saya temui waktu itu bukan asli Merek, melainkan dari Siantar yang bekerja musiman di tempat itu. Mereka pujakesuma (putra Jawa kelahiran Sumatra) tapi enggan diajak berbicara tentang ke-Jawa-an mereka. Itu bisa dimaklumi (baca: Beli Sate Seharga Sewu).
Brastagi adalah kota yang lebih ramai. Jika malam, ditengah kota terdapat deretan warung makan kakilima. Diudara yang sangat dingin, saya sempat minum jahe sekoteng khas daerah itu untuk menghangatkan badan. Selain itu juga sempat menikmati kerang rebus yang bentuknya cukup besar dan teksturnya kenyal seperti jeroan ayam rebus. Enak sekali rasanya. Sinabung juga diabadikan sebagai nama kapal besar rute Medan – Batam – Jakarta yang ingin sekali saya coba itu. Sekarang gunung itu meletus. Kabarnya sudah dua orang tewas karena menghisap debunya, sedangkan ribuan lagi mengungsi. Semoga kedua kota indah itu beserta isinya berada dalam lindungan Tuhan. Amin.

Share

Selasa

Tokoh Masyarakat di Tanah-karo






Penemu
1. Guru Patimpus Sembiring Pelawi, Pendiri Kota Medan
Veteran Perang
1. Letjen Djamin Ginting, Pangdam BB, Pendiri Golkar, Dubes RI di Kanada
2. Mayor Selamat Ginting, Panglima Halilintar
3. Mayor Payung Bangun, Panglima Harimau Liar
4. Brigjend Ulung Sitepu, Gubernur Sumatera Utara, Namanya harus dibersihkan.
5. Brigjend Nelang Sembiring, Kapoldasu, Pendiri banyak SMA di Taneh Karo
6. Kolonel Tampak Sebayang, Walikota Binjai, Bupati Karo
7. Letkol Rakutta Brahmana, Bupati Karo, Walikota Siantar dan Tebing Tinggi
8. Letkol Koran Karo-Karo, Pengusaha dan Anggota DPR RI
9. Letkol Ngumban Surbakti, Pejuang Kemerdekaan RI
10. Letkol AR. Surbakti, Pengarang Buku ‘Perang Kemerdekaan’
11. Mayor Matang Sitepu, Bupati Karo


Share

Jumat

Sekilas tentang SIRIH

Soal menyirih sejatinya tidak hanya di Sumut, Indonesia bahkan seluruh negara di Asia Tenggara  mengenal kebudayaan ini yang dapat menimbulkan kecanduan ini. Ya, menyirih atau bisa juga disebut sebagai makan sirih sudah mengakar di kalangan masyarakat Indonesia, baik pria maupun wanita sejak berpuluh tahun yang lalu. Dan biasanya kegiatan ini akan mereka lakukan saat waktu senggang atau pun berkumpul. Bukan hanya para kaum wanita yang memakan tumbuhan yang dipadu dengan beraneka macam jenis tanaman ini, tetapi para kaum adam juga melakukan kegiatan ini, saat mereka berkumpul.
Berjalannya waktu, orang yang makan sirih semakin sulit untuk dilihat. Kita dapat melihat seorang wanita sedang menyirih saat berada di kampungnya, yang terletak di daerah pegunungan, seperti Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Nias (untuk Sumut). Sedangkan secara nasional, suku Dayak dan juga masyarakat di Papua masih sering melakukan kegiatan ini.
Untuk menyirih, dibutuhkan daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Terkadang sebagian masyarakat juga mencampur cengkeh untuk menambah rasa. Daun sirih akan menimbulkan rasa pedas dan getir dilidah, sedangkan kapur dan tembakau akan memberikan rasa pahit. Dua rasa ini yang paling dominan timbul saat menyirih.
Share