Kamis

Budaya Karo " Gundala -gundala / gurdi gurdi "

       Gundala-gundala adalah atraksi kesenian pada Masyarakat Kabupaten Karo dengan menggunakan "topeng" kayu. Gundala-gundala pada masa lampau ditampilkan dalam upacara "ndilo wari udan" (memanggil hujan) pada musim kemarau panjang (di beberapa desa masih dilaksanakan sampai sekarang). 
  Cerita yang pertama tentang Gurda -  Gurdi
Dimana dalam cerita ini diceritakan tentang, sebuah kerajaan yang ada di Tanah Karo. yang Dipimpin Oleh seorang raja dan di dampingi seorang permaisuri raja. Keluarga ini sangat bahagia sekali dengan kehadiran seorang Putri yang sangat cantik. Panglima raja yang gagah berani tetap setia menjaga keluarga ini.
     Seekor Manuk Sigurda-Gurdi (Burung Enggang) menambah nuansa keceriaan keluarga Raja, dengan Ekor yang panjang yang menarik perhatian semua orang.Karena keanggunan Manuk Sigurda-Gurdi terbersit keinginan sang Putri Raja untuk dapat membelai Sang Burung. Dan meminta kepada raja dan Permaisuri untuk membuat satu pesta yang besar dan mengajak burung untuk menari bersama Dengan diiringi Musik.Sang raja dan Permaisuri mengabulkan permintaan sang putri, memanggil semua masyarakat untuk berpesta bersama sesuai dengan permintaan Sang putri.
      Dalam kemeriahan pesta ada satu hal yang menjadi Pantangan bagi Manuk Sigurda Gurdi dimana Ekor yang panjang janganlah disentuh yang akan mengakibatkan kemarahan bagi Manuk Sigurda-Gurdi. Semua orang tidak tau tentang pantangan bagi Manuk Sigurda-Gurdi, hanya raja dan Permaisuri yang mengetahuinya.Semua bersorak menari bersama menikmati irama musik, Keinginan Putri untuk memegang ekor Manuk Sigurda Gurdi dilakukannya. Sang Putripun Memegang Ekor Manuk Sigurda-gurdi, kemarahan Manuk Sigurda Gurdi Membuat pesta menjadi Kacau, Sang Putri Dikejar oleh Manuk Sigurda-Gurdi, seakan ingin membunuhnya. Putri berlari mendekati sang raja dan Pemainsuri serta berlindung dibelakang mereka.


Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar